Sejarah Poster

Sejarah Awal Poster.

       Hai Sobat Blogger! Kalian Pernah gak sihh bertanya tanya, Bagaimana sih Sejarah awal Poster?? Dan Bagaimana sih Bentuk Awal Poster Diciptakan?? Lalu apa sih Tujuan Awal diciptakannya Poster?

       
         Nah pada Postingan ini saya akan Membahas mengenai Bagaimana sih Sejarah Terbentuknya Poster?

        Masyarakat dahulu kala tidak langsung menggunakan istilah "Poster" seperti yang kita kenal sekarang lohh!.
        Sebutan untuk media komunikasi visual yang ditempelkan di ruang publik ini bervariasi tergantung pada periode waktu dan bentuknya. Jadi Intinya Sebutan yang kita kenal Sekarang "Poster" Bervariasi atau Lebih tepatnya Berganti ganti dari Waktu ke Waktu,

        Berikut beberapa kemungkinan sebutan yang mungkin digunakan

1. Sebelum Era Cetak Massal:

        Pada Sebelum Era Cetak Massal atau Jaman Dahulu Kala, ketika ada yang Ingin Memberikan atau Menyampaikan Suatu Informasi, Biasanya mereka akan menggambar pada Dinding Tempat Umum. Mereka Biasa menyebutnya  "Pengumuman di Dinding," "Tulisan Tembok," atau jika berupa ukiran, Mereka menyebutnya "Prasasti". 

2. Setelah Penemuan Mesin Cetak (Awal-Awal):

        Broadside/Flyer: Pada masa awal setelah penemuan mesin cetak, lembaran cetak tunggal yang berisi berita, pengumuman, atau propaganda sering disebut sebagai "broadside" (istilah dalam bahasa Inggris yang kemudian digunakan di berbagai negara), atau "flyer" (lembaran terbang, karena sering dibagikan atau ditempelkan secara cepat).  Namun ada juga Masyarakat Indonesia menyebutkan yang bermacam macam, Dalam bahasa Indonesia pada masa itu, Ada padanan seperti "selebaran," "lembaran kabar," atau "surat tempel."

        Pengumuman Cetak: Karena teknologi cetak masih relatif baru atau Bahasa mudahnya Masih baru barunya tercipta, masyarakat juga ada yang menyebutnya secara deskriptif sebagai "Pengumuman cetak" atau "Tulisan yang dicetak dan ditempel."

Menarik sekali pertanyaannya! Masyarakat dahulu kala tidak langsung menggunakan istilah "poster" seperti yang kita kenal sekarang. Sebutan untuk media komunikasi visual yang ditempelkan di ruang publik ini bervariasi tergantung pada periode waktu dan bentuknya. Berikut beberapa kemungkinan sebutan yang mungkin digunakan:

Sebelum Era Cetak Massal:

  • Pengumuman Dinding/Prasasti: Ketika informasi diukir atau dilukis langsung di dinding, masyarakat mungkin menyebutnya sebagai "pengumuman di dinding," "tulisan tembok," atau jika berupa ukiran, mungkin "prasasti."
  • Lembaran Pengumuman/Surat Edaran (manuskrip): Untuk pengumuman yang ditulis tangan di papirus atau perkamen dan ditempelkan, mungkin disebut "lembaran pengumuman," "surat edaran," atau sekadar "tulisan yang ditempel."

Setelah Penemuan Mesin Cetak (Awal-Awal):

  • Broadside/Flyer: Pada masa awal setelah penemuan mesin cetak, lembaran cetak tunggal yang berisi berita, pengumuman, atau propaganda sering disebut sebagai "broadside" (istilah dalam bahasa Inggris yang kemudian diadopsi di berbagai negara) atau "flyer" (lembaran terbang, karena sering dibagikan atau ditempelkan secara cepat). Dalam bahasa Indonesia pada masa itu, mungkin ada padanan seperti "selebaran," "lembaran kabar," atau "surat tempel."
  • Pengumuman Cetak: Karena teknologi cetak masih relatif baru, masyarakat mungkin juga menyebutnya secara deskriptif sebagai "pengumuman cetak" atau "tulisan yang dicetak dan ditempel."

3. Era Litografi Berwarna (Abad ke-19):

  • Gambar Tempel/Lukisan Tempel: Dengan munculnya poster berwarna yang lebih artistik, masyarakat mungkin mulai menyebutnya berdasarkan tampilannya, seperti "Gambar tempel" atau "Lukisan tempel," terutama jika mereka terkesan dengan kualitas visualnya.
  • Iklan Tempel: Ketika poster semakin banyak digunakan untuk tujuan komersial, sebutan "iklan tempel" atau "reklame tempel" mungkin juga muncul.
  • Plakat: Istilah "plakat" sebenarnya sudah ada dan merujuk pada pengumuman yang ditempelkan di tempat umum. Seiring perkembangan poster menjadi lebih visual, istilah "plakat" mungkin semakin sering digunakan untuk merujuk pada media ini, meskipun cakupannya bisa lebih luas dari sekadar poster modern.

Penggunaan Istilah "Poster":

        Istilah "Poster" sendiri berasal dari Bahasa Inggris dan mulai umum digunakan seiring dengan perkembangan desain grafis dan periklanan modern, terutama pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Kemungkinan besar, seiring dengan globalisasi dan perkembangan media cetak, istilah "poster" kemudian diadopsi atau digunakan ke dalam bahasa Indonesia.


Tujuan Awal :

        Bayangin zaman dulu, jauh sebelum ada mesin cetak kayak sekarang. Kalau mau ngasih tahu berita penting ke banyak orang, caranya gimana? Ya, salah satunya dengan nulis atau gambar di tembok-tembok. Anggap aja ini "poster" versi purba gitu, Karena jaman dulu tuh Sangat Bervariasi Cara Penyebutnya!. Tujuannya Sudah Jelas: biar semua orang yang lewat bisa baca atau lihat. Misalnya, pengumuman dari raja, aturan baru, atau sekadar gambar yang punya arti tertentu.

 Pada Masa Awal Mesin Cetak Muncul:

        Nah, Saat Johannes Gutenberg nemuin mesin cetak di abad ke-15, semuanya berubah. Sekarang, Membuat tulisan Maupun gambar banyak jadi lebih gampang. Munculah yang namanya "broadside" atau kalau di kita mungkin lebih mirip "selebaran" atau "lembaran kabar." Bentuknya masih sederhana, biasanya lebih banyak tulisannya daripada gambarnya. Tujuannya Hampir sama: nyebarin informasi penting, berita, atau bahkan propaganda (kayak ngasih tahu kenapa suatu kelompok itu keren atau kenapa Kelompok tersebut familiar di dengar).


Abad ke-19, Poster Jadi Lebih Menarik dengan Warna:

Saat di abad ke-19, ada penemuan penting namanya litografi berwarna (ribet ya namanya?). Intinya, sekarang poster bisa dicetak dengan banyak warna! Ini kayak ngasih "superpower" ke poster. Tiba-tiba, poster nggak cuma sekadar tulisan, tapi juga gambar-gambar keren yang bisa narik perhatian Masyarakat.

Nah, di sinilah tujuan poster mulai berkembang pesat:

     1. Buat Ngiklan: Karena udah berwarna dan menarik, poster jadi cara jitu buat nawarin barang atau jasa. Bayangin deh, poster makanan yang gambarnya bikin ngiler, atau poster pertunjukan yang nunjukkin betapa serunya acara itu. Ini kayak "iklan tempel" yang lebih modern.

    2Buat Nunjukin Seni: Nggak cuma buat jualan, banyak juga seniman yang mulai bikin poster sebagai bentuk seni. Mereka bikin gambar-gambar yang indah dan punya makna, nggak cuma sekadar promosi. Ini kayak "lukisan tempel" yang bisa dinikmati banyak orang di jalanan.

    3. Untuk Berbicara ke Banyak Orang (Propaganda & Kampanye): Poster juga jadi alat yang ampuh buat nyampein pesan ke banyak orang sekaligus. Pemerintah atau kelompok tertentu bisa pakai poster buat ngasih tahu soal perang, ngajak orang buat milih mereka, atau ngasih tahu soal bahaya narkoba, misalnya. Ini kayak "pengumuman penting" tapi dalam bentuk yang lebih menarik

#Kapan Kita Mulai Pakai Kata "Poster"?

      Soal kapan kata "poster" mulai diadopsi atau digunakan dalam bahasa Indonesia, ini agak susah ditentuin tanggal pastinya. Tapi kemungkinan besar, kata ini masuk seiring dengan perkembangan zaman, makin banyaknya interaksi dengan budaya luar (terutama Eropa dan Amerika), dan majunya teknologi cetak serta periklanan modern di Indonesia.

      Dulu, mungkin orang lebih sering pakai istilah-istilah lokal kayak "plakat," "selebaran," "gambar tempel," atau "iklan tempel." Tapi, karena istilah "poster" lebih ringkas dan udah umum dipakai di dunia internasional, lama-kelamaan kata ini juga jadi populer dan akhirnya diadopsi ke dalam bahasa Indonesia. Kemungkinan besar, penggunaan kata "poster" mulai meluas di Indonesia pada awal abad ke-20, seiring dengan perkembangan media massa dan periklanan yang lebih modern.

      Jadi, intinya, poster itu dulunya sederhana banget, cuma buat ngasih tahu informasi dasar. Tapi, berkat teknologi cetak berwarna, tujuannya jadi lebih luas: buat jualan, buat seni, buat nyampein pesan penting, dan akhirnya kita pun kenal dan pakai istilah "poster" sampai sekarang.

Comments